BAB I
PERKEMBANGAN
SENI DI INDONESIA
Tujuan pembelajaran Anda pada bab ini adalah:
·
dapat menjelaskan seni bagian dari
kebudayaan;
·
dapat
menjelaskan cabang-cabang seni;
·
dapat
menjelaskan perkembangan seni di Indonesia;
·
dapat menjelaskan fungsi seni dalam kehidupan
manusia;
·
dapat menjelaskan bentuk-bentuk seni yang
berkembang di Indonesia;
·
dapat menjelaskan hubungan antara karya
seni, pelaku seni, dan masyarakat;
·
dapat menentukan sikap terhadap dampak dari
potensi seni.
A. Seni Bagian dari Kebudayaan
Menurut ilmu antropologi, kebudayaan
adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam
rangka hidup bermasyarakat yang dijadikan milik diri dengan belajar.
Adapun unsur-unsur kebudayaan
tersebut mencakup:
1.
sistem
religi dan upacara keagamaan,
2. sistem dan organisasi
kemasyarakatan,
3. sistem pengetahuan,
4. bahasa,
5. kesenian,
6.
sistem
mata pencaharian hidup, dan
7.
sistem
teknologi dan peralatan.
Sehingga seni merupakan salah
satu dari unsur-unsur kebudayaan yang universal. Secara khusus Koentjaraningrat
menegaskan bahwa pengertian kesenian adalah segala ekspresi hasrat manusia akan
keindahan.
B.
Cabang-cabang Seni
Koentjaraningrat mengemukakan,
bahwa dipandang dari sudut cara kesenian sebagai ekspresi hasrat manusia akan
keindahan, maka ruang lingkup kesenian dibedakan menjadi dua golongan, yaitu
sebagai berikut.
1. Seni rupa adalah kesenian yang
dinikmati melalui indra penglihatan atau mata.
2. Seni suara adalah kesenian yang
dinikmati melalui indra pendengaran atau telinga.
Masing-masing golongan tersebut masih dibedakan menurut
jenisnya. Seni rupa dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
a.
seni
patung,
b.
seni
relief,
c.
seni
lukis atau gambar, dan
d.
seni
rias.
Adapun seni suara dapat dibedakan menjadi tiga macam,yaitu:
a.
seni
vokal,
b.
seni
instrumental, dan
c.
seni
sastra.
Berdasarkan bentuknya seni sastra dibedakan menjadi dua macam,
yaitu prosa dan puisi.
Dari cabang seni rupa dan seni suara, muncullah bentuk seni
tari. Seni tari dapat dinikmati keindahannya melalui paduan antara seni rupa
dengan seni suara. Keindahan seni tari akan muncul saat kita melihat
gerakan-gerakan yang ditampilkan sang penari sambil mendengarkan musik yang
mengiringi tarian tersebut. Paduan dari keseluruhan cabang seni, atau paduan
seni tari dengan seni sastra melahirkan seni drama.
Edi Sedyawati (2006), mengelompokkan seni menjadi :
1.
Seni
Rupa
2.
Seni
Pertunjukan
3.
Seni
Sastra
4.
Seni
Media Rekam
C.
Perkembangan Seni di Indonesia
1.
Perkembangan
Seni pada Masa Prasejarah
Kebudayaan ada sejak manusia ada, karena manusia yang telah
menciptakan suatu bentuk kebudayaan. Seperti diungkapkan oleh para ahli
purbakala, bahwa kehidupan manusia telah mengalami proses evolusi yang sangat
panjang dengan memakan waktu jutaan tahun untuk membentuk pola kehidupan
manusia seperti yang ada sekarang. Menurut penelitian para ahli purbakala,
manusia merupakan satu jenis makhluk yang telah mengalami proses evolusi dari
sejenis makhluk primata sejak sekitar 70.000.000 tahun yang lalu.
Adanya peralatan batu yang ditemukan
di dekat penemuan fosil manusia purba menunjukkan bahwa manusia purba telah
memiliki kebudayaan dalam bentuk peralatan yang terbuat dari batu. Lebih jauh
penguasaan manusia purba terhadap unsur-unsur kebudayaan lama (primitif),
nampak dengan ditemukannya berbagai gambar-gambar sederhana yang terlukis di dinding
langit-langit gua tempat kediaman manusia purba. Gambar-gambar sederhana yang
terdapat di dinding gua tempat kediaman manusia purba tersebut menunjukkan
bahwa manusia purba telah mulai mengenal seni lukis sebagai bentuk
ungkapan perasaan.
Media lukis zaman prasejarah yaitu pada dinding gua dengan cat
atau bahan pewarna dari getah tumbuh-tumbuhan.
Benda-benda seni yang merupakan bentuk kebudayaan manusia proto
sejarah, banyak ditemukan di Indonesia dalam bentuk bangunan megalitik.
Bangunan megalitik, yaitu bangunan batu besar yang dibuat berkaitan dengan
unsur kepercayaan pada waktu itu, yaitu menyembah roh nenek
moyang.
Perkembangan zaman mengakibatkan pula perkembangan tingkat
kecerdasan manusia. Hal itu diwujudkan dalam bentuk peningkatan kemampuan manusia
membuat alat-alat yang semula terbuat dari batu ke logam.
2.
Perkembangan
Seni pada Masa Abad ini
a.
Perkembangan seni pada masa kebudayaan
hindu-budha
Di Indonesia pengaruh kebudayaan
Hindu mewarnai pola kebudayaan masyarakat sejak abad ke-4 Masehi. Bukti adanya
pengaruh kebudayaan Hindu di Indonesia adalah berupa batu bertulis (prasasti)
yang ditemukan di berbagai daerah di Indonesia.
Berbagai benda bersejarah
peninggalan kebudayaan Hindu di Indonesia terutama menyangkut peninggalan masa
kejayaan suatu kerajaan. Benda peninggalan tersebut pada umumnya berbentuk
bangunan yang fungsinya berkaitan dengan sistem religi, sedangkan corak
pembuatannya menunjukkan tingginya tingkat peradaban pada masa itu.
1)
Perkembangan seni rupa
Berbagai bentuk candi maupun arca peninggalan zaman kerajaan Hindu dan
Budha menunjukkan perkembangan seni bangunan (relief) yang sekaligus
menunjukkan perkembangan seni rupa pada masa Indonesia kuno.
Media lukis pada masa ini adalah daun lontar, kulit binatang, dinding batu
atau dinding bangunan suci, dinding kayu, dengan cat atau bahan perwarna.
2)
Perkembangan seni sastra
Perkembangan bidang seni sastra di Indonesia pada masa kebudayaan
Hindu-Buddha, dapat kita temukan dalam bentuk prasasti dn buku-buku kitab suci
kuno masa Hindu-Budha.
3)
Perkembangan seni pertunjukan
Perkembangan seni pertunjukan pada masa Indonesia kuno dapat diketahui
melalui tulisan pada prasasti-prasasti, relief-relief candi, dan kitab-kitab
sastra yang ada. Secara khusus tidak ada prasasti yang menuliskan tentang adanya
suatu bentuk pertunjukan seni, namun pemakaian kata-kata yang bermakna tentang
seni pertunjukan sering muncul dalam prasasti, kitab sastra, ataupun relief
pada candi.
b. Perkembangan seni pada masa kebudayaan Islam
Kedatangan pedagang-pedagang
dari Parsi dan Gujarat ke Indonesia pada abad ke-13 merupakan tonggak sejarah
masuknya ajaran agama Islam ke Indonesia. Masuknya
ajaran Islam ke Indonesia telah berpengaruh terhadap kebudayaan masyarakat
Indonesia.
1)
Perkembangan
seni rupa
Pengaruh kebudayaan Islam yang
menonjol adalah tulisan kaligrafi, seni baca al-Qur’an, dan kesenian musik
rebana/khazidahan. Pengaruh kebudayaan Islam terhadap perkembangan seni rupa
Indonesia tidak terbatas pada lukisan (kaligrafi) melainkan juga pada seni
bangunan (arsitektur). Seni bangunan yang merupakan bentuk peninggalan
kebudayaan Islam adalah bangunan masjid. Seni arsitektur masjid di Indonesia
pada umumnya tidak sepenuhnya menggunakan unsur kebudayaan Islam melainkan
masih dipadukan dengan unsur-unsur etnis yang mewakili kebudayaan pra-Islam.
2)
Perkembangan seni sastra
·
Pada abad ke-17, agama Islam telah
berkembang di Sulawesi Selatan, sehingga kesusastraan Bugis dan Makassar
ditulis dalam huruf Arab yang disebut aksara Serang.
·
Pada masa Kerajaan Mataram Islam yang
dipimpin Sultan Agung (1613 – 1645) pengaruh kesusasteraan Islam terhadap
kebudayaan Jawa tampak dalam bentuk perhitungan kalender yang dikenal sebagai “tahun
Jawa”.
·
Perkembangan sastra pada masa awal
penyebaranagama Islam di daerah Melayu (kawasan Sumatra dan sekitarnya) muncul
sastra saduran yang bersumber pada karya-karya sastra Persia serta karya-karya
sastra Jawa. Karya-karya sastra yang diterbitkan di daerah Melayu ditulis dalam
huruf Arab, sedangkan karya sastra saduran yang diterbitkan di Jawa ditulis
dengan huruf Jawa dan huruf Arab.
·
Salah
satu jenis sastra yang berkembang pesat pada masa awal pernyiaran agama Islam
di Indonesia adalah jenis sastra yang disebut suluk. Istilah suluk
berasal dari bahasa Arab yang berarti jalan.
3)
Perkembangan
seni pertunjukan
Seni
pertunjukan khususnya di Jawa berkembang seiring dengan kegiatan dakwah oleh
Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga, salah satu dari Walisanga dan tokoh penyebar
agama Islam di Pulau Jawa, menggunakan media wayang kulit sebagai media dakwah.
c.
Perkembangan
seni pada masa penjajahan
1)
Perkembangan
seni rupa pada masa penjajahan
Pada
masa penjajahan Belanda perkembangan seni rupa, khususnya seni lukis
memperoleh angin segar. Pada masa VOC, pemerintahan Heeren XVII mengeluarkan
peraturan yang sangat menguntungkan bagi perkembangan seni lukis di Indonesia.
Isi peraturan tersebut, yaitu setiap kapal yang melakukan ekspedisi pelayaran
ke Indonesia harus menyertakan pelukis-pelukis atau juru gambar (teekenaars).
Disamping memenuhi keinginan VOC, para juru gambar itu pun menggunakan
kesempatan berkunjung ke Indonesia untuk mengembangkan kreativitasnya dalam
melukis.
2)
Perkembangan
seni bangunan pada masa penjajahan
Pengaruh
kebudayaan Eropa pada masa penjajahan terhadap kebudayaan Indonesia tidak
terbatas pada seni lukis saja, pada bidang seni bangunan (arsitektur) banyak
peninggalan seni bangunan bergaya Eropa bertebaran di Indonesia. Misalnya bangunan benteng, istana, rumah
tempat kediaman orang-orang Belanda ataupun Portugis, dan bangunan gereja.
Beberapa bangunan peninggalan masa
kolonial tersebut kini banyak yang masih berfungsi sebagaimana asalnya, dan
sebagian justru menjadi objek wisata budaya, misal Benteng Vredeburg, Vesting,
Vestenburg, dan Verstrerking.
3)
Perkembangan seni kerajinan pada masa penjajahan
Pada masa pemerintahan kolonial Belanda bidang
seni kriya atau kerajinan, memperoleh kesempatan untuk berkembang. Pada waktu
pemerintah Hindia Belanda mengalami kesulitan dalam hal penyediaan alat
perlengkapan bagi tentaranya karena adanya konflik dengan Inggris, maka
Gubernur Jenderal Daendels yang berkuasa di Indonesia mengeluarkan sebuah
kebijakan. Kebijakan tersebut mengenai perlunya pengembangan kerajinan rakyat
di bidang pengadaan pakaian, topi, sabuk, sepatu, pakaian berkuda, dan tempat
peluru. Pengembangan kerajinan rakyat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
tentara Belanda.
4)
Perkembangan
seni sastra pada masa penjajahan
Perkembangan seni sastra pada masa penjajahan di Indonesia berawal
saat pemerintah Hindia Belanda mengizinkan pendirian sekolah-sekolah dan mengizinkan
penduduk pribumi (meski hanya kalangan terbatas) untuk mengenyam pendidikan
(meski terbatas pada tingkat tertentu saja).
Kebijaksanaan pemerintah Hindia Belanda dalam menjalankan politik
etis, khususnya dalam bidang pendidikan telah membuka kesadaran masyarakat
dalam bidang membaca dan menulis. Hal itu ditandai dengan munculnya berbagai
terbitan surat kabar berbahasa Melayu yang ada di Jakarta maupun kota-kota
besar lainnya.
Melalui
surat kabar inilah para cerdik cendekiawan pribumi menuangkan berbagai gagasan
buah
pikirannya.
Beberapa cerita bersambung maupun cerita roman, baik yang ditulis dalam bahasa
Melayu
maupun bahasa Belanda terbit menghiasi surat kabar
tersebut.
5)
Perkembangan
seni pertunjukan pada masa penjajahan
Pada masa penjajahan Belanda perkembangan seni pertunjukan,
khususnya seni drama modern diawali dengan adanya kelompok teater keliling “Teater
Bangsawan” pada tahun 1870 yang berasal dari Penang, Malaysia. Saat
mengadakan pentas di Jakarta rombongan tersebut bubar dan semua peralatannya
dibeli oleh Jaafar yang kemudian membentuk rombongan baru yang dinamainya ”Stamboel
“. Di Deli, Sumatra utara telah berdiri teater Indera Ratoe Opera.
Perkembangan
seni sastra di Indonesia diawali sejak abad ke-7 Masehi, yaitu dengan penemuan
prasasti Muara Kaman yang menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta.
Setiap daerah di Indonesia memiliki karya sendiri.
D.
Fungsi Seni dalam Kehidupan Manusia
Fungsi seni adalah
1.
Sebagai
akualisasi diri
Melalui karya seni seseorang mampu mencoba mengaktualisasikan
dirinya dengan mengekspresikan segala bentuk perasaan hatinya ke dalam karya
seni. Berbagai bentuk karya sastra merupakan ungkapan perasaan hati yang
tertuang dalam bentuk tulisan.
2.
Sarana
rekreasi
Seni rupa, seni sastra, dan seni pertunjukan merupakan bagian
dari sarana hiburan bagi masyarakat luas.
3.
Fungsi
edukasi
Seni rupa, seni sastra, dan seni pertunjukan dapat dipergunakan
sebagai media pembelajaran bagi masyarakat luas. Melalui seni pertunjukan dapat
diambil hikmah yang terkandung melalui kisah yang dipentaskan tersebut.
Penyampaian berbagai bentuk pesan maupun kebijakan pemerintah yang
disosialisasikan kepada masyarakat luas cenderung mudah diterima, jika
disampaikan melalui seni pertunjukan.
4.
Fungsi
sosialisasi
Seni pertunjukkan merupakan salah satu sarana yang dipergunakan
sebagai media untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat luas yang berkaitan
dengan kebijakan pemerintah, penanaman nilai, dan norma sosial. Melalui
pertunjukan seni tradisional (ketoprak, wayang, lenong) ataupun seni modern
(film), berbagai program pemerintah dapat disosialisasikan ke masyarakat luas.
5.
Fungsi
religi
Seni rupa, seni sastra, dan seni pertunjukan dapat berfungsi
sebagai sarana dalam menuangkan ajaran-ajaran agama untuk dikenalkan kepada
masyarakat luas.
E.
Bentuk-bentuk Seni yang Berkembang di Indonesia
1.
Seni
rupa adalah hasil seni yang berupa visual yang diciptakan oleh manusia dalam
berbagai media.
Seni rupa terbagi menjadi 3
jenis yaitu Seni lukis, seni patung, seni arsitektur
2.
Seni sastra merupakan perwujudan pengalaman sastrawan atau pujangga
yang diungkapkan sepenuh hati dengan imajinasi dan bahasa yang khas.
Terdapat banyak karya sastra yang berkembang di Indonesia. Karya
sastra di Indonesia yang berkembang sejak masa Hindu-Budha dan semakin berkembang
ketika masuknya kebudayaan islam, seperti : syair, sajak, puisi, cerpen, roman,
novel.
Dalam seni sastra terbagi
manjadi 2 jenis, yaitu: seni prosa, dan puisi.
3.
Seni pertunjukan, menurut Edy Sedyawati
(2006) memiliki fungsi sebagai berikut :
a.
Fungsi religius
b.
Fungsi edukasi
c.
Fungsi peneguhan integrasi sosial
d.
Fungsi hiburan
e.
Fungsi maa pencaharian
Dalam seni pertunjukan terdapat
seni lain yang mengisi seni pertunjukan yaitu:
a)
Seni Musik, dalam kerangka kebudayaan telah
dilakukan sejak abad ke-19, dengan cara mengumpulkan nyanyian-nyanyian rakyat.
b)
Seni tari yang berkembang di Indonesia banyak
sekali. Keberagaman kebudayaan menambah corak atau ciri khas dari tari tersebar
itu.
c)
Seni teater (Drama) mempunyai fungsi
hiburan, selain itu juga berfungsi sebagai sarana pewarisan nilai-nilai
masyarakat dari generasi ke generasi. Selain tiu dalam seni teater terdapat
seni musik, seni suara, seni tari dll.
Terdapat bentuk-bentuk seni yang
merupakan cabang dari seni baik itu seni rupa, seni sastra, dan seni
pertunjukan yang berkembang di Indonesia dan mempunyai ciri khas kedaerahan,
misalnya :
a.
Seni yang berkembang pada masyarakat suku
bangsa Batak
b.
Seni yang berkembang pada masyarakat suku bangsa
Minangkabau
c.
Seni yang berkembang pada masyarakat suku
bangsa Sunda
d.
Seni yang berkembang pada masyarakat suku
bangsa Jawa
e.
Seni yang berkembang pada masyarakat suku
bangsa Bali
f.
Seni yang berkembang pada masyarakat suku
bangsa Dayak
g.
Seni yang berkembang pada masyarakat suku
bangsa Bugis-Makasar
h.
Seni yang berkembang pada masyarakat suku
bangsa Asmat-Dani
F. Hubungan antara Karya Seni, Pelaku
Seni, dan Masyarakat
kita dapat menemukan tiga unsur
yang terkait dalam hal pengadaan benda-benda hasil kerajinan tersebut.
Unsur-unsur yang dimaksud sebagai berikut.
1.
Pelaku
seni atau seniman yang menjadi pencetus ide pengadaan barang-barang kerajinan.
2.
Hasil karya seni yang diproduksi.
3.
Masyarakat yang berperan sebagai pelaksana
produksi sekaligus sebagai konsumen.
Mengamati berbagai bentuk karya
seni yang diciptakan oleh para seniman, kita perlu berpikir lebih jauh tentang
masa depan dari karya seni tersebut, sekaligus kelangsungan hidup seniman itu
sendiri. Maksudnya jika suatu hasil karya seni disambut baik oleh masyarakat
(karena selain mengandung nilai estetika juga mampu memenuhi kebutuhan
masyarakat), maka hasil karya seni tersebut akan mengandung nilai ekonomi yang
tinggi, dalam arti mudah laku di pasar. Nilai fungsional yang terkandung dalam
sebuah karya seni inilah yang menjadikan karya seni sebagai sebuah komoditi
yang dibutuhkan masyarakat, sehingga perlu diproduksi secara massal untuk
memenuhi permintaan masyarakat.
Pemanfaatan hasil karya seni
oleh masyarakat luas akan mendatangkan keuntungan, baik dari segi moril maupun
materiil bagi si pelaku seni. Di bidang moril, pelaku seni akan merasa bangga
dan merasa dihargai hasil karyanya secara rohaniah karena hasil karyanya
dimanfaatkan/ dicari masyarakat. Nilai ekonomi yang dimiliki benda-benda hasil
karya seni tersebut memberikan keuntungan materi bagi pelaku seni.
Kondisi tersebut merupakan
motivasi bagi pelaku seni untuk mengembangkan ide dan kreativitasnya sehingga
mampu menyalurkan bakat seni sekaligus memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sebuah karya seni akan berharga
jika ada pihak lain yang mengakui keberadaan karya seni tersebut. Pihak lain
yang dimaksud adalah masyarakat yang menjadi pencinta seni maupun masyarakat
yang memanfaatkan karya seni sebagai upaya memenuhi kebutuhan.
Oleh karena itu diperlukan adanya
keseimbangan antara kebutuhan pasar (masyarakat luas) dengan idealisme seniman
sebagai pelaku seni yang utama.
Antara karya seni, pelaku seni
dan masyarakat terjalin suatu bentuk keterkaitan Hal itu dapat kita temukan
dalam contoh berikut ini. Dalam kehidupan masyarakat tradisional yang masih
lekat dengan adat istiadat warisan masa lampau memiliki kecenderungan masih
mempertahankan kesenian yang penuh dengan nilai-nilai dan norma-norma yang
berlaku pada masa lampau. Oleh karena itu, apresiasi masyarakat terhadap seni
tradisional masih sangat tinggi dan kurang bisa menerima bentuk-bentuk kesenian
kontemporer (modern). Sebaliknya di lingkungan masyarakat modern, baik yang
tinggal di pedesaan maupun di perkotaan, seni tradisional kurang mendapatkan
tempat di dalam kehidupan mereka. Akan tetapi, mereka cenderung menyukai
kesenian modern atau seni kontemporer. Dinamika masyarakat yang terus berubah
membawa dampak pada perubahan terhadap apresiasi seni pada masyarakat. Kondisi
inilah yang menyebabkan pasang-surutnya kehidupan seniman sebagai pelaku seni
dalam menghasilkan karya-karya seni sekaligus mencerminkan kebudayaan suatu
bangsa.
G. Dampak dari Potensi Seni
Pada hakikatnya setiap daerah
memiliki potensi seni yang bisa dikembangkan secara luas. Permasalahannya
terletak pada bagaimana cara menggali potensi seni yang ada dan upaya
pengembangannya.
1.
Dampak positif
Dampak positif adanya keanekaragaman kesenian, antara lain
sebagai berikut.
a.
Sebagai
sumber devisa Negara
b.
Sebagai
sumber kesejahteraan masyarakat
c.
Sebagai
identitas bangsa
2.
Dampak negatif
Perkembangan seni yang
berlangsung dalam kehidupan masyarakat Indonesia cenderung banyak dipengaruhi
oleh masuknya seni asing terutama seni budaya barat. Hal itu membawa dampak negatif berupa:
a.
semakin
rendahnya apresiasi masyarakat khususnya generasi muda terhadap potensi seni
tradisional,
b.
kurangnya
perhatian terhadap perkembangan potensi seni tradisional menyebabkan beberapa
bentuk kesenian tradisional makin langka.
UJI
KOMPETENSI
Kerjakan soal-soal berikut di buku kerja Anda.
1. Jelaskan seni merupakan bagian
dari kebudayaan!
2. Jelaskan cabang-cabang dari seni itu sendiri!
3. Jelaskan perkembangan seni di Indonesia!
4. Jelaskan fungsi seni dalam kehidupan manusia!
5. Jelaskan bentuk-bentuk seni yang
berkembang di Indonesia!
6. Jelaskan hubungan antara karya
seni, pelaku seni, dan masyarakat!
7. Dapat menentukan sikap terhadap
dampak dari potensi seni!
BAB II
AGAMA DALAM
KEHIDUPAN MANUSIA
Tujuan
pembelajaran Anda pada bab ini adalah:
·
dapat menjelaskan
pengertian agama;
·
dapat mendeskripsikan unsur-unsur agama;
·
dapat mendeskripsikan perbedaan agama, kepercayaan, dan
kebudayaan;
·
dapat membedakan agama
alam dan agama wahyu;
·
dapat mendeskripsikan kepercayaan yang berkembang di
berbagai suku di Indonesia;
·
dapat mendeskripsikan agama yang berkembang di Indonesia;
A.
Pengertian Agama
Istilah agama dalam bahasa Inggris dikenal sebagai religion,
sedangkan dalam bahasa Belanda dikenal dengan istilah religie, serta
dalam bahasa Arab dipergunakan kata ad din. Ad din merupakan suatu
istilah untuk menyebut satu macam ilmu yang berdasarkan iman kepada Allah Tuhan
Yang Maha Esa, yang disampaikan kepada Rasul atau utusan-Nya dengan jalan
wahyu. Dalam bahasa Latin, istilah religion berasal dari kata re-eligare,
yang berarti memilih kembali dari jalan sesat ke jalan Tuhan.
Istilah agama, semula berasal dari bahasa Sanskerta yang
terdiri atas tiga suku kata, yakni: a, gam, dan a. Huruf: a
sebagai awal kata mengandung makna: tidak, kata: gam sebagai
akar kata kerja berarti pergi, sedangkan huruf: a sebagai akhiran tidak
mengandung makna apapun. Dengan demikian istilah agama dalam bahasa Sanskerta
berarti tidak pergi, tetap di tempat, langgeng, abadi. Istilah agama dalam
bahasa Sanskerta juga bisa diartikan sebagai suatu doktrin, atau aturan
tradisional yang suci.
B.
Unsur-unsur Agama
Secara terperinci Koentjaraningrat mengemukakan bahwa
tiap religi merupakan suatu sistem yang terdiri atas empat komponen, yaitu
sebagai berikut.
1. Emosi keagamaan yang menyebabkan
manusia menjadi religius.
2. Sistem kepercayaan yang mengandung
keyakinan serta bayangan-bayangan manusia tentang sifat-sifat Tuhan serta
tentang wujud dari alam gaib.
3. Sistem upacara religius yang
bertujuan mencari hubungan manusia dengan Tuhan, dewa-dewa, atau makhluk-makhluk
halus yang mendiami alam gaib.
4. Kelompok-kelompok religius atau
kesatuan-kesatuan sosial yang menganut sistem kepercayaan dan yang melakukan
upacara-upacara religius.
Unsur-unsur
utama dalam sistem kepercayaan masingmasing agama berbeda-beda, salah satu
unsur yang sama adalah Kitab Suci, karena setiap agama berpedoman pada
ajaran Kitab Suci.
Sistem
kepercayaan erat kaitannya dengan system upacara-upacara religius dan
menentukan tata urutan dari pada unsur-unsur, acara serta rangkaian alat-alat
yang dipergunakan dalam upacara religius. Adapun sistem upacara religius itu
melambangkan konsep-konsep yang terkandung dalam sistem kepercayaan. Sistem
upacara merupakan wujud kelakuan (behavioral manifestation) dari
religi.
Komponen
yang merupakan pelaku sistem upacara religius adalah para pengikut atau umat
yang tergabung dalam kesatuan sosial atau kelompok religius, sebagai umat yang
menganut sistem upacara religius tersebut. Kelompok religius ini bisa terdiri
atas:
1. keluarga inti;
2. kelompok kekerabatan yang lebih luas;
3. kesatuan komunitas;
4. organisasi religius.
C.
Perbedaan
Agama, Kepercayaan, dan Kebudayaan
Agama mengandung tiga inti pokok dasar sebagai berikut.
1. Iman.
2. Ibadat (liturgi).
3. Akhlak.
Iman merupakan kekuatan abstrak yang dapat menyatukan dan
menggalang persatuan antara anggota masyarakat. Iman menggerakkan setiap
anggota masyarakat untuk beramal, baik dalam bentuk ibadat maupun dalam bentuk
amal lainnya demi kepentingan bersama.
Ibadat (liturgi) mempunyai peran ganda sebagai
berikut.
1. Sebagai pengatur hubungan setiap pribadi dengan Sang Pencipta.
2. Sebagai alat untuk mengatur hubungan antara sesama manusia.
Akhlak
sebagai bagian pokok agama merupakan bagian dari pembentukan sikap mental yang
merupakan syarat terpenting dalam membina dan memelihara ketenteraman
masyarakat. Jika dalam suatu masyarakat yang anggotanya terdiri atas
pribadipribadi berakhlak baik, akan terbina dan terpelihara ketenteraman.
Kepercayaan
telah menjadi bagian yang melekat dalam kehidupan manusia, bahkan di era modern
sekarang ini, banyak orang yang beragama tetapi tetap memegang teguh pada
kepercayaan tertentu yang merupakan bagian dari kebudayaan atau tradisi
bangsanya.
Munculnya
kepercayaan bersifat dari proses pengalaman hidup yang dialami manusia
berkaitan dengan alam lingkungan sekitarnya. Keterbatasan ilmu pengetahuan yang
dikuasai manusia menumbuhkan pola perilaku yang berlandaskan pada kepasrahan
manusia terhadap alam lingkungan tempat ia menggantungkan hidupnya. Dengan
demikian kepercayaan merupakan bagian dari kebudayaan manusia.
Secara
ringkas, perbedaan agama dengan kebudayaan sebagai berikut.
1. Agama bersumber pada wahyu Ilahi, Tuhan Yang Maha Esa, sedangkan
kebudayaan merupakan hasil pikiran dan buah tangan manusia.
2. Agama bersifat mutlak, tidak mengalami perubahan dan tidak boleh
dirubah, sedangkan kebudayaan bersifat relatif dan mengalami perubahan seirama
dengan perubahan dan perkembangan alam pikiran manusia.
3.
Agama mengandung
sistem creed, sistem ritual, dan system moral dalam mengatur segala
aspek kehidupan, sedangkan kebudayaan tidak.
4.
Agama sebagai pegangan dan tuntunan hidup, kebudayaan
sebagai aksi atau reaksi manusia terhadap alam sekitarnya.
5.
Agama sebagai alat revolusi rohani bagi pemeluknya untuk
membebaskan diri dari berbagai tekanan hidup, sedangkan kebudayaan tidak.
No.
|
PERBEDAAN
|
|
AGAMA
|
KEPERCAYAAN
|
|
1.
|
Terdapat
dogma-dogma atau ajaran yang baku dan mengikat pengikut-pengikutnya.
|
Tidak
memiliki dogma-dogma atau ajaran yang baku dan mengikat, yang ditekankan
adalah kesadaran diri pribadi dalam berhadapan dengan yang maha kuasa.
|
2.
|
Terdapat
lembaga tertentu yang mengatur tata tertib anggota atau umatnya.
|
Tidak
berbentuk agama.
|
3.
|
Terdapat
pemimpin atau imam sebagai orang yang memiliki fungsi structural dalam bidang
peribadatan.
|
Tidak
ada pemimpin structural yang menjadi pemimpin umat.
|
4.
|
Terdapat
upacara-upacara atau ritual-ritual tertentu yang berlaku dan harus diikuti
|
Tidak
terdapat upacara-upacara khusus yang mengikat orang yang mengikutinya.
|
D.
Agama Bumi/Alam dan Agama Wahyu
1. Agama Bumi atau Agama Alam
Agama
bumi atau agama alam (natural religion) adalah agama yang diciptakan
manusia yang pada mulanya merupakan sejenis filsafat hidup atau sebagai hasil
pengalaman manusia yang diperoleh dari alam lingkungannya. Dalam kehidupan
masyarakat proto sejarah yang kebudayaannya masih tergolong primitive. Ahli
sejarah agama dari Jerman bernama N. Soderblom (1916) menyebutkan bahwa
keyakinan paling awal yang menyebabkan terjadinya religi dalam masyarakat
manusia adalah keyakinan akan adanya kekuatan sakti, hal-hal luar biasa dan
gaib. Agama alam (natural religion)
diwujudkan dalam bentuk:
a. Fetishisme adalah bentuk religi yang didasarkan pada kepercayaan
akan adanya jiwa atau roh dalam bendabenda tertentu. Penganut kepercayaan ini
melakukan aktivitas religius berupa
pemujaan terhadap benda-benda tersebut.
b. Animisme adalah bentuk religi yang didasarkan pada kepercayaan
bahwa alam sekitar manusia berdiam berbagai macam roh. Penganut kepercayaan ini
melakukan aktivitas religius berupa pemujaan terhadap roh-roh tersebut.
c. Animatisme adalah bukan merupakan bentuk religi namun merupakan
sistem kepercayaan bahwa benda-benda dan tumbuh-tumbuhan di sekeliling manusia
itu memiliki jiwa dan bisa berpikir seperti manusia. Kepercayaan ini tidak
memunculkan -pemujaan terhadap benda dan tumbuhan di sekitarnya, tetapi
menjiwai religi lain.
d. Pre animisme adalah bentuk religi
yang berdasarkan pada kepercayaan adanya kekuatan sakti dalam segala hal yang
luar biasa dan terdiri atas aktivitas-aktivitas religius yang berpedoman kepada
kepercayaan tersebut. Kepercayaan ini sering disebut sebagai dinamisme.
e. Totemisme adalah bentuk religi yang ada dalam masyarakat yang
terdiri atas kelompok-kelompok kekerabatan yang unilineal, dan berdasarkan
kepercayaan bahwa kelompok-kelompok unilineal tadi masing-masing berasal dari
dewa-dewa nenek moyang mereka. Guna mempererat kesatuan dalam kelompok
unilineal, masing-masing kelompok tersebut mempergunakan benda-benda yang
melambangkan dewa-dewa nenek moyang mereka.
f. Polytheisme adalah bentuk religi yang berdasarkan kepercayaan
kepada satu sistem yang luas dari dewa-dewa dan terdiri atas upacara-upacara
guna memuja dewa-dewa tadi.
2.
Agama
Wahyu
Agama
Wahyu (revealed religion) merupakan agama yang diturunkan oleh Tuhan
kepada Rasul atau utusan-Nya melalui wahyu untuk disampaikan kepada manusia.
Sebagai wahyu Tuhan, agama wahyu tidak dapat diubah dan kebenarannya bersifat
mutlak.
Berdasarkan
penjelasan di atas, maka agama wahyu memiliki ciri khas yang tidak ditemukan
pada agama alam yakni adanya utusan sebagai penerima wahyu dari Sang Pencipta.
E.
Kepercayaan
yang berkembang di Indonesia
Masyarakat
Indonesia telah mengenal sistem kepercayaan sebagai bagian dari pola kehidupan
mereka. Dalam hal ini sistem kepercayaan yang mereka anut berdasarkan pada
tradisi turun temurun sebagai bentuk agama asli Indonesia.
Adapun
agama asli atau kepercayaan yang pernah berkembang di Indonesia antara daerah
yang satu dan daerah yang lain berbeda-beda. Namun, pada hakikatnya sama yakni
mengakui adanya kekuatan gaib dan melakukan ritual-ritual khusus berkaitan
dengan pemujaan terhadap roh-roh.
Beberapa daerah
di Indonesia memiliki kepercayaan yang berbeda-beda antara lain:
a.
Kalimantan Tengah
Kepercayaan masyarakat Kalimantan
Tengah adalah KAharingan, yang artinya kehidupan. Mereka percaya
kepada Ranying Hatalla yaitu Tuhannya yang menciptakan
kehidupan dan mengatur segala sesuatu menuju kesempurnaan kekal abadi.
Dalam Kaharingan dipercaya bahwa alam semesta dibedakan
menjadii 3 bagian yaitu alam bawah (pantai Danum Kalunen), Alam Atas, bagian
langit ketujuh
b.
Nias (Sumatera Utara)
Suku Nias memiliki kepercayaan yang
disebutpelebegu, istilah yang diberikan oleh para pendatang yang
berarti penyembah roh. Menurut kepercayaan ini manusia memiliki dua macam tubuh
yaitu tubuh kasar (boto) dan tubuh halus. Tubuh Halus dibagi lagi menjadi 2
macam yaitu moso (nafas) dan lumo-lumo (bayangan)
c. Jawa
Masyarakat jawa (jawa tengan dan JAtim) banyak menganut
tradisi kebatinan dan kejawen.
d. Mentawai
Berada dipedalam Siberut. Masyarakatnya percaya bahwa
setiap benda, manusia, hewan, dan tumbuhan memiliki jiwa. Kekuatan gaib yang ada di setiap
benda disebut BAJOU.
e.
Batak
Masrakat batak memiliki kepercayaan
animisme. Mereka memiliki kepercayaan terhadap roh nenek moyang. Mereka percaya
terhadap Roh. Roh orang mati disebut sebagai Begu. Roh orang yang masih hidup
adalah Tondi, Dan orang yang memiliki keistimewaan
tertentu disebut sebagaiSahala.
f.
Baduy
Orang Baduy percaya kepada Tuhan yang disebut Batara
Tunggal.
Segala kehidupan social dan kebiasaan mereka diuraikan
dalam pikukuh yaitu seperangkat aturan perilaku yang diturunkan oleh leluhur.
Pelanggar pikukuh harus mengikuti pembersihan dan kemudian dibuang
dari baduy dalam (kampong tangtu) ke daerah luar (kampong dangka)
g. Tengger
Orang Tengger beragama Hindu yang lebih dekat ke Kejawen.
h.
Asmat
Orang Asmat percaya terhadap roh
leluhur.
G.
Agama
yang Berkembang di Indonesia
Kepercayaan
kepada hal-hal yang gaib telah membentuk “agama asli“ bagi penduduk pribumi
bangsa Indonesia. Namun, secara perlahan-lahan mulai bergeser ke arah pola
hidup beragama. Hal itu disebabkan oleh pertumbuhan dan perkembangan agama itu
sendiri yang mulai memengaruhi kehidupan penduduk asli bangsa Indonesia.
1. Awal perkembangan agama
Hindu di Indonesia
Agama
Hindu pertama kali lahir di India sejak zaman Weda, yaitu antara 2000 sampai
1000 tahun sebelum Masehi, dan mengalami perkembangan pesat yang kemudian
dikenal sebagai pusat asal agama Hindu. Agama Hindu diperkirakan masuk ke
Indonesia sejak abad ke-2 Masehi bersamaan dengan berkembangnya hubungan dagang
antara India dan Indonesia pada masa itu. Pembawa dan penyebar agama Hindu ke
Indonesia adalah kaum Brahmana atau Pendeta agama Hindu. Kedatangan para
Brahmana atau Pendeta Hindu ke Indonesia tersebut karena diundang oleh para
raja, agar mereka menjadi penasihat raja. Menurut catatan sejarah, kerajaan
tertua di Indonesia adalah kerajaan Kutai yang bercorak Hindu.
Berikut beberapa kerajaan Hindu di Indonesia.
a.
Kerajaan Kutai (tahun 400 – 500 Masehi) merupakan
kerajaan yang tertua dan diduga sebagai awal pertumbuhan dan perkembangan agama
Hindu di Indonesia.
b.
Kerajaan Tarumanegara (kira-kira abad ke-5 Masehi).
c.
Kerajaan Mataram Kuno (sekitar tahun 732 Masehi).
d.
Kerajaan Kahuripan (tahun 1019 – 1041).
e.
Kerajaan Majapahit (antara tahun 1293 – 1401), yang
merupakan kerajaan Hindu terbesar di Indonesia, sekaligus menandai awal
kemegahan bangsa Indonesia.
2. Awal perkembangan agama Buddha di Indonesia
Seperti
halnya agama Hindu, agama Buddha tumbuh dan berkembang pertama kali di India.
Menurut catatan pendeta Buddha dari Cina yang bernama Fa Hien, agama
Buddha masuk ke Indonesia sekitar abad ke-7 masehi. Menurut catatan Fa Hien, pada tahun 674 Masehi di Jawa
Tengah berdiri
kerajaan Ho-ling (Kalingga) yang diperintah oleh seorang
raja putri yang bernama Si-Mo atau Puteri Sima. Pada masa
pemerintahannya ia telah membantu pendeta Cina Hwi-Ning (664 – 666)
menerjemahkan kitab Tripitaka (kitab suci agama Buddha) dari bahasa Sanskerta
ke dalam bahasa Cina.
Agama Buddha berkembang pesat pada zaman kerajaan
Sriwijaya, antara abad ke-7 sampai abad ke-8 Masehi. Pada masa itu kerajaan
Sriwijaya menjadi pusat pengetahuan agama Buddha di kawasan Asia Tenggara. Salah
satu guru agama Buddha yang terkenal saat itu adalah Sakyakirti.
3. Awal perkembangan agama Islam di Indonesia
Seiring
dengan perkembangan jalur pelayaran dan perdagangan pada awal abad ke-7 agama
Islam lahir dan berkembang di Arab. Pada abad ke-7 Masehi, agama Islam masuk ke
Indonesia dibawa oleh para pedagang yang berasal dari Arab, Persia, dan Gujarat
(India) yang sudah memeluk agama Islam. Sambil berdagang mereka menyebarkan
agama Islam kepada masyarakat Indonesia di daerah-daerah yang mereka kunjungi.
4. Awal perkembangan agama Khatolik di Indonesia
Ajaran
agama Katolik, pertama kali tumbuh di daerah Timur Tengah (Yerusalem),
merupakan tempat kelahiran Yesus Kristus, tokoh sentral dalam ajaran Katolik.
Dari Timur Tengah ajaran Katolik ini berkembang ke Eropa pada masa kekaisaran
Romawi, kemudian tumbuh dan berkembang menyebar ke Asia dibawa oleh kaum
misionaris.
Agama
Katolik masuk ke Indonesia bersamaan dengan masuknya Portugis ke daerah Maluku
pada tahun 1512, disebarkan oleh Franciscus Xaverius, seorang misionaris
berkebangsaan Portugis yang telah berkarya sebagai penyebar agama Katolik di
wilayah Filipina. Dari kawasan Indonesia bagian timur inilah agama Katholik
menyebar ke wilayahwilayah lain di Indonesia.
5. Awal perkembangan agama Kristen di Indonesia
Agama
Kristen Protestan masuk ke Indonesia bersamaan dengan masuknya VOC pada tahun
1596 di daerah Maluku (Ternate), yang kemudian berkembang ke wilayah-wilayah lain
di Indonesia. Masuknya agama Kristen Protestan ke Indonesia dilakukan oleh zending
atau penginjil, yakni
orang yang bertugas dalam bidang penyebaran agama Kristen
Protestan. Jika agama Khatolik masuk ke Indonesia dibawa bangsa Portugis, agama
Kristen Protestan masuk ke Indonesia bersama dengan masuknya bangsa Belanda.
UJI KOMPETENSI
1. Jelaskan pengertian agama!
2.
Buatlah deskripsi mengenai unsur-unsur agama!
3.
Buatlah deskripsi mengenai perbedaan agama, kepercayaan,
dan kebudayaan!
4.
Buatlah deskripsi mengenai kepercayaan yang berkembang di
berbagai suku di Indonesia!
5.
Buatlah deskripsi mengenai agama yang berkembang di
Indonesia!
BAB III
FUNGSI PRILAKU AGAMA DAN KEPERCAYAAN
Tujuan pembelajaran Anda pada bab ini adalah:
·
dapat menunjukkan dampak perilaku keagamaan dalam
kehidupan bermasyarakat;
·
dapat menjelaskan fungsi agama.
A. Lingkungan dan Prilaku Agama
1. Lingkungan Agama
Iman adalah
kekuatan batin manusia untuk menanggapi sesuatu yag bermakna seperti kekuatan
gaib, Roh Tertinggi (Tuhan). Kekuatan-kekuatan
itu dianggap suci, angker, sakral, memiliki kekuasaan yang lebih tinggi
dan memberi pengaruh baiknya kepada manusia. Sedangkan pengertian agama lebih
dipandang sebagai wadah lahiriah atau sebagai instansi yang mengatur pernyataan
iman itu di forum terbuka (masyarakat) dan penerapannya dapat dilihat dalam
bentuk kaidah-kaidah, ritus atau kultus maupun do’a-do’a, dll.
Terdapat 3 lingkungan yang mempengaruhi sikap manusia,
a.
Kawasan putih
b.
Kawasan hijau
c.
Kawasan gelap
2.
Perilaku
Keagamaan
Ada 4 fakor yang mempengaruhi prilaku keagamaan, yaitu:
a.
Pengaruh social
b.
Pengalaman
c.
Kebuntuan
d.
Proses
pemikiran
B.
Dampak
Perilaku Keagamaan dalam Kehidupan Bermasyarakat
Dalam
sejarah kebudayaan bangsa Indonesia telah menghasilkan berbagai corak
kebudayaan yang berlatar belakang pada sistem religi yang memengaruhinya. Meskipun
saat ini hampir semua masyarakat Indonesia telah memeluk agama yang
diyakininya, namun pengaruh kepercayaan yang merupakan warisan agama asli masih
nampak dalam bentuk warisan tradisi.
Sebagai
contoh, terjadinya bencana alam yang melanda Indonesia seperti akhir-akhir ini,
antara lain gempa bumi, gunung meletus, telah menimbulkan reaksi spontan yang
berbeda dari masyarakat. Di kalangan penganut agama, mereka menganggap bencana
sebagai ujian dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu, perlu disikapi dengan pertobatan dan
meningkatkan kesabaran. Hal itu nampak dengan digelarnya berbagai bentuk doa
bersama untuk memohon pengampunan dan keselamatan.
Dari contoh tersebut dapat kita tarik sebuah kesimpulan
bahwa dengan adanya kepercayaan dan agama menyadarkan manusia bahwa manusia
salah satu makhluk yang memiliki banyak keterbatasan. Untuk itu, perlu mawas
diri, karena ada kekuatan yang lebih besar yang mengatur segala sesuatu di alam
semesta ini. Dengan memiliki keyakinan seperti itulah (baik yang diperoleh dari
ajaran kepercayaan ataupun dari ajaran agama) manusia dalam berperilaku
cenderung rendah hati, tidak sombong, menyadari sebagai salah satu makhluk (dan
bukan satu-satunya makhluk) ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa.
C.
Fungsi Religi
Dalam mengemukakan pendapat tentang definisi agama,
Anthony FC Wallace menjelaskan bahwa agama merupakan seperangkat upacara yang
diberi rasionalisasi mitos dan yang menggerakkan kekuatan-kekuatan supernatural
dengan maksud untuk mencapai atau untuk menghindarkan sesuatu perubahan keadaan
pada manusia atau alam. Fungsi yang utama ialah untuk mengurangi kegelisahan
dan untuk memantapkan kepercayaan kepada diri sendiri, yang penting untuk
memelihara keadaan manusia agar tetap siap untuk menghadapi realitas.
Melalui doa, sebagai salah satu bentuk ritual
keagamaan/religi dan kepercayaan yang vital, seseorang dapat menemukan sesuatu
yang dicarinya yang tidak dapat diperoleh di sekitarnya. Inilah
yang merupakan nilai agama/religi dan kepercayaan untuk menghadapi hidup.
Dengan demikian agama dapat dipandang sebagai kepercayaan dan pola perilaku
yang digunakan oleh manusia untuk mengendalikan aspek alam semesta yang tidak
dapat dikendalikannya.
Pada hakikatnya setiap ajaran agama mengandung dua unsur
ajaran hakiki sebagai berikut.
1.
Segala hal yang berkaitan dengan keadaan di dunia ini (imanen).
2.
Segala hal yang berada di luar jangkauan penginderaan
manusia (transedental).
Dua unsur ajaran hakiki dari setiap agama tersebut
penjabarannya ada di dalam praktik ritual atau peribadatan, ajaran-ajaran
tentang keberadaan Tuhan (termasuk unsur transedental) dan ajaran
mengenai bagaimana menjalin kehidupan dengan sesama makhluk hidup yang lain
(termasuk unsur imanen).
Secara umum fungsi agama/religi bagi kehidupan manusia
sebagai berikut.
1.
Membantu menemukan identitas moral,
2.
Membantu menyelesaikan permasalahan hidup,
3.
Meningkatkan kehidupan sosial dan mempererat kohesi
sosial,
UJI KOMPETENSI
1.
Sebutkan dampak perilaku keagamaan dalam kehidupan
bermasyarakat!
2.
Jelaskan fungsi agama!
BAB IV
PERKEMBANGAN IPTEK DAN KEBUDAYAAN
Tujuan pembelajaran Anda pada bab ini adalah:
·
dapat menjelaskan perkembangan IPTEK;
·
dapat menganalisis pengaruh IPTEK terhadap masyarakat dan
perkembangan budaya;
·
dapat mendeskripsikan proses pewarisan IPTEK;
·
dapat menjelaskan faktor penghambat perkembangan IPTEK;
·
dapat menghargai hasil
karya IPTEK.
Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi
telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup
yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban
sebenarnya telah ada teknologi, meskipun istilah “teknologi belum digunakan. Istilah
“teknologi” berasal dari “techne “ atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi
secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian
teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan
memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra
dan otak manusia.
Ensiklopedia Ilmu Sosial tahun 2000, beberapa
definisi tentang teknologi ini antara lain, Pertama, istilah mengacu pada
sebuah objek fisik atau artefak. Kedua, mengacu pada kegiatan atau proses.
Ketiga, mengacu pada pengetahuan dan keterampilan. Kemudian IPTEK juga tarmasuk
dalam unsur kebudayaan
A. Perkembangan IPTEK
·
Setiap kebudayaan memiliki kedua unsur ini,
kemudian kedua unsur ini saling berhubungan.
·
Pengetahuan cendrung kepada kerangka pemikiran
dan mmengarah pada hal – hal teoritis. Kemudian Teknologi cendrung kepada hasil
suatu pengetahuan dan mengarah kepada penerapan praktis.
·
Tinggi rendahnya peradaban suatu kebudayaan
selalu dikaitkan dengan sejauh mana penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
oleh suatu bangsa.
·
Ruang lingkup pengetahuan suatu suku bangsa
berkaitan dengan hal – hal sebagai berikut :
1.
Alam
sekitarnya.
2.
Alam
flora di daerah tempat tinggalnya.
3.
Alam
fauna di daerah tempat tinggalnya.
4. Zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya.
5. Tubuh manusia.
6.
Sifat-sifat
dan tingkah laku sesama manusia.
7.
Ruang
dan waktu.
·
Dengan
pengetahuan yang dimiliki, manusia berusaha menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu, munculnya teknologi yang ditandai dengan
kemampuan manusia menguasai cara-cara memproduksi, memakai, dan memelihara
segala peralatan yang dipergunakan kedalam kehidupannya.
·
Perkembangan IPTEK didukung dari elemen-elemen
penyebarannya, yaitu:
1. Inovasi
2. Dan Komunikasi
3. Sistem sosial
4. Waktu
·
Perkembangan teknologi, dipakai oleh
Antropolog sebagai salah satu aspek menentukan perubahan kebudayaan pada
masyarakat. Mereka menganalisis efek dari perubahan sikap masyarakat yang
ditimbulkan dari perkembangan teknologi, baik itu efek negatif maupun positif.
1.
Alat-alat
produksi
·
Alat-alat
batu
·
Alat-alat
tulang
·
Alat-alat
kayu
·
Alat-alat
bambu
·
Alat-alat
logam
2.
Senjata
a)
Menurut
fungsinya :
• Senjata potong
• Senjata tusuk
• Senjata lempar
• Senjata penolak
b)
Menurut
lapangan pemakaiannya :
• Senjata untu berburu
• Senjata untuk menangkap ikan
• Senjata untuk berkelahi dan berperang
3.
Wadah
Tehnik pembuatan tembikar ada 3 macam :
•
Teknik menyusun
gumpalan-gumpalan dengan tanah liat
•
Teknik
membentuk satu gumpalan lempung yang besar
•
Teknik
membentuk segumpalan lempung yang diputar-putar dengan roda
4.
Makanan
Ditinjau
deri bahan mentahnya, makanan dapat di bedakan menjadi sayur-sayuran,
buah-buahan dan biji-bijian. Ada pun di tinjau dari cara memasaknya, makanan
dapat membedakan menjadi 2, yaitu:
•
Menggunakan
api
•
Menggunakan
batu-batu panas
Menurut tujuan konsumsinya,
•
Makanan dalam
arti khusus
•
Minuman
•
Bumbu-bumbuan
• Bahan untuk kenikmatan (mis: tembakau)
5. Pakaian
Menurut bahannya, pakaian dapat di klsifikasikan sbb:
•
Pakaian dari
kulit pohon
•
Pakaian dari
bahan tenun
•
Pakaian dari
kulit binatang
Ditinjau dari fungsinya, dapat dibedakan sbb:
• Pakaian yang semata-mata digunakan untuk
menahan pengaruh dari bahan sekitar
• Pakaian sebagai lambang keunggulan dan gengsi
•
Pakaian sebagai
lambang di anggap suci
•
Pakaian sebagai
perhiasan badan
6.
Tempat berlindung (perumahan)
Bentu
pokok rumah-rumah yang ada di seluruh dunia dapat dibedakan sbb:
• Rumah yang setengah di bawah tanah.
•
Rumah di atas
tanah
•
Rumah di atas
tiang
Menurut
pemakaiannya
•
Rumah tadah
angin
• Tenda / gubug yang mudah dilepaskan dan
didirikan lagi
•
Rumah untuk
menetap
Jika
dipandang dari fungsi sosialnya rumah untuk menetap dibedakan menjadi macam, yaitu :
•
Rumah tempat
tinggal keluarga kecil,
•
Rumah tempat
tingga keluarga besar,
•
Rumah suci,
•
Rumah pemujaan,
•
Rumah tempat
berkumpul,
•
Rumah
pertahanan.
7. Alat Transportasi atau Alat Pengangkutan
Berdasarkan pada fungsinya, alat-alat transporasi yang digunakan
antara lain :
·
Sepatu
·
Binatang
·
Alat seret
·
Kereta beroda
·
Rakit
·
Perahu
B.
Pengaruh IPTEK
Apabila kita tinjau masih banyak suku terasing di pedalaman yang
masih statis terhadap kemajuan teknologi. Hal itu menunjukan bahwa era
kehidupan modern belum mampu menjangkau seluruh penjuru di bumi. Keterasingan suatu suku bangsa busa disebabkan
oleh hal-hal sebagai berikut,
- Kondisi
lingkungan alam yang benar- benar terisolir, sehingga mereka menutup segala bentuk akses dari luar.
- Lingkungan
budaya atau radisi yang sangat kuat, sehingga masyarakatnya membentengi
segala bentuk pengaruh dari luar.
- Tidak meratanya pembangunan dan
hasil-hasil pembangunan yang dicapai.
- Sikap
entosentrisme yang kuat melekat pada anggota masyarakat.
Perkembangan ilmu pengetahuan ditandai dengan makin
banyaknya penemuan-penemuan baru (inovasi) alat-alat teknologi yang serba
canggih. Hal itu mengakibatkan perubahan kebudayaan pada masyarakat. Perubahan kebudayaan
pada masyarakat ditunjukan dakam bentuk perubahan perilaku berikut ini,
• Pesatnya perkembanagan industri penyiaran televisi menyebabkan masyarakat
cendrung menghabiskan waktu luang di depan televisi
•
Perkembangan industri teknologi komunikasi canggih.
Telepon genggam (handphone)
bukan lagi barang mewah , sehingga memunculkan budaya mengirim berita lewat
layanan pesan singkat atau sms (short message service) mengganti budaya menulis
surat.
•
Perkembangan
layanan jasa perbankan telah mengubah budaya menyimpan uang tunai beralih pada
pemakaian kartu kredit, kartu ATM (Auto Teller Machine).
Kemudian
terdapat norma-norma, budaya, dan tradisi dalam mengadopsi inovasi, yaitu:
1.
Norma
budaya inovasi
2. Hal-hal yang dapat menghasilkan keputusan menerima inovasi
3. Tahapan proses adopsi
4. Beberapa perilaku ketidaksesuaian
5. Diskontinuitas
6. Berbagai kendala dalam proses adopsi
C.
Pewarisan
IPTEK
Secara
umum proses pewarisan ilmu pengetahuan dan teknologi (transmission of science
and technology) berlangsung sepanjang masa dari generasi ke generasi secara
berkesinambungan, selama masyarakat mendukung ilmu pengetahuan dan teknologi
tersebut masih ada. Prose pewarisan ilmu pengeahuan dan teknologi dalam
kehidupan masyarakat melalui sarana sebagai berikut,
- Keluarga
- Masyarakat
- Organisasi sosial
- Media massa
D. Faktor
Penghambat Perkembangan IPTEK
Adapun faktor-faktor yang penghambat prose
pewarisan IPTEK sebagai berikut,
A. Hambatan yang
berkaian dengan perbedaan persepsi dan sudu pandang.
B. Sikap
tradisional yang berprasangka buruk terhadap hal-hal yang baru.
C.
Sikap etnosentrisme
D.
Rendahnya etos kerja
E. Menghargai
Hasil Karya IPTEK
- Peranan
IPTEK dalam penyebaran bahasa lokal
- Menghargai
hasil karya IPTEK.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam menyikapi hasi-hasil IPTEK sebagai berikut,
- Memanfaatkan
sesuai kebutuhan
- Memerhatiakan
lingkungan sebagai bentuk sistem yan saling ketergantungan, sehingga perlu
diupaya adanya unsur keseimbangan.
UJI KOMPETENSI
1.
Jelaskan perkembangan IPTEK!
2.
Buatlah analisis mengenai pengaruh IPTEK terhadap
masyarakat dan perkembangan budaya!
3.
Deskripsikan proses pewarisan IPTEK!
4.
Jelaskan faktor penghambat perkembangan IPTEK!
BAB V
STUDI ETNOGRAFI DAN BAHASA LOKAL
Tujuan pembelajaran Anda pada bab ini adalah:
·
dapat menjelaskan pengertian etnografi;
·
dapat menjelaskan cara melakukan studi etnografi;
·
dapat melakukan penelitian etnografi tentang persebaran
bahasa lokal;
A. Pengertian Etnografi
Istilah etnografi berasal dari kata ethnos yang berarti bangsa dan graphy yang berarti tulisan. Jadi, pengertian etnografi adalah deskripsi tentang bangsa-bangsa. Beberapa pendapat ahli antropologi mengenai pengertian etnografi sebagai berikut.
1. Menurut pendapat Spradley dalam Yad Mulyadi (1999), etnografi adalah kegiatan menguraikan dan menjelaskan suatu kebudayaan.
2. Menurut pendapat Spindler dalam Yad Mulyadi (1999), etnografi adalah kegiatan antropologi di lapangan.
3. Menurut pendapat Koentjaraningrat (1985), isi karangan etnografi adalah suatu deskripsi mengenai kebudayaan suatu suku bangsa.
Etnografi merupakan ilmu mengenai berbagai bangsa dan suku bangsa.
A. Studi Etnografi
1. Studi Etnografi Indonesia
Studi Etnografi terhadap suku bangsa Indonesia terus diadakan secara berkesinambungan. Hasil studi itu dapat kita baca dalam berbagai buku studi etnografi Indonesia.
Dalam penyusunan sebuah karangan etnografi, kita dapat menggunakan
tahapan sebagai berikut.
a. Pemilihan lokasi penelitian
b. Menyusun kerangka etnografi
c. Menentukan metodologi penelitian
B. Pemerataan Penyebaran Bahasa Lokal
a) Pemerataan Bahasa Lokal
Pemerataan bahasa adalah usaha untuk memberikan gambaran umum mengenai sejumlah bahasa daerah dan dialeknya (bahasa lokal).
b) Penyebaran Bahasa Lokal
Pemerataan penyebaran bahasa daerah adalah sangat mudah apabila tolak ukur yangdigunakan adalah daerah asal suku bangsa yang bersangkutan.
Pada umumnya persebaran bahasa lokal disebabkan oleh faktor sebagai berikut.
1. Tingginya arus migrasi atau perpindahan penduduk, baik melalui urbanisasi, transmigrasi maupun emigrasi. Unsur-unsur bahasa lokal sebagai alat komunikasi lisan tetap mewarnai dalam interaksi sosiai masyarakat pendatang di tempat yang baru.
2. Peran media massa, khususnya media elektronik yang banyak menayangkan pemakaian bahasa tutur (dialog) yang dipergunakan para panutan masyarakat (public figure) sehingga banyak ditiru oleh masyarakat luas menembus batas suku bangsa dan wilayah.
3. Kebijakan pemerintah di era otonomi daerah ini, pemerintah daerah berusaha untuk menonjolkan identitas daerahnya diantaranya dengan mensosialisasikan pemakaian bahasa daerah sebagai bahasa sehari-hari yang perlu dimasukkan dalam kurikulum pendidikan.
Dalam pelaksanaan penelitian, beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh peneliti sebagai berikut.
1. Unsur atau masalah apa yang akan dijadikan objek penelitian.
2. Menentukan metode yang akan digunakan. Dalam hal ini dipilih metode yang tepat untuk memperoleh data sesuai dengan unsur-unsur yang akan diteliti.
3. Menentukan daerah penelitian sesuai dengan tema, yaitu mengenai persebaran bahasa lokal, maka daerah yang dijadikan objek penelitian terutama daerah-daerah yang menggunakan bahasa lokal tersebut, termasuk daerah lain yang berbatasan dengan daerah yang masyarakatnya menggunakan bahasa lokal tersebut.
4. Menyusun kerangka dasar penelitian yang digunakan sebagai acuan dalam kegiatan pengumpulan data.
5. Melaksanakan kegiatan penelitian.
6. Menyusun laporan.
UJI KOMPETENSI
1. Jelaskanlah pengertian etnografi!
2. Jelaskan cara melakukan studi etnografi!
3. Buatlah penelitian etnografi tentang persebaran bahasa lokal!
BAB VI
MENGKOMUNIKASIKAN HASIL STUDI ANTROPOLOGI
Tujuan pembelajaran Anda pada bab ini adalah:
· dapat membuat format laporan hasil penelitian.
Para ahli antropologi pada abad dua puluh melakukan penelitian terhadap suatu suku terpencil yang belum tercemar. Para ahli ingin menegaskan bahwa ilmu ini merupakan ilmu yang mandiri atau berdiri sendiri, tetapi pada kenyataannya masyarakat suku pedalaman itu tidak bisa mengerti dengan pertanyaan dan konsepnya sehingga penelitian itu telah gagal.
A. Studi Antropologi
Antropologi adalah ilmu tentang manusia. Fase pertama studi antropologi sudah ditemukan sebelum tahun 1800, yaitu ditemukan dan diterbitkannya tulisan hasil buah tangan para pengawai pemerintahan penjajah, para penyebar agama nasrani, para musafir dan pelaut. Tulisan ersebut berisi pengetahuan mengenai adat istiadat, susunan masyarakat, bahasa, ciri-cri fisik serta keanekaragaman warna suku di Afrika, Asia, Oseania, maupun berbagai suku bangsa indian, penduduk pribumi benua Amerika. Ulisan itu sangat menarik hati orang Eropa pada masa itu, karena adanya perbedaan yang besar antara kehidupan yang di gambarkan dalam tulisa itu dengan kehidupan dan kebudayaan orang eropa. ( Koentjaraningrat, 1999).
Materi yang menjadi bahan studi Antropologi, yaitu:
a. Ethnography
b. Ethnologi
c. Cultural Anthropology
d. Phisical Anthropology
B. Hasil Studi Antropologi
a) Teori
Hasil Studi Antropologi adalah teori – teori dalam Antropologi. Teori bertujuan menjelaskan kenyaraan yang sudah ada.
b) Teori Antropologi
Teori Antropologi berarti kumpulan konsep, definisi dan proposisi yang saling berkaitan dan menghadirkan suatu tinjauan secara sistematis atas fenomena kehiduan manusia dari waku ke waktu dengan menunjukan secara spesifik hubungan – hubungan diantar variabel –variabel yang erkait dalam fenomena budaya, dengan tujuan memberikan deskripsi, eksplanasi dan prediksi atas fenomena kehidupan budaya tersebut.
c) Penerapan Teori Antropologi
Teknologi adalah penerpan dari ilmu pengetahuan untuk membua hidup manusia lebih bai dan lebih mudah.
d) Tujuan Akhir Studi Anropologi
Sejarah peradaban manusia, menunjukan adanya usaha yang tidak mengenal lelah „“menuju kepada tingkat perkembangan pengetahuan yang telah dicapai pada saat ini.“
e) Tipe Studi Antropologi
1. Studi Kuantitatif
Adalah studi yang mementingkan hasil, bukan proses. Hasil studi berwujud laporan dengan menggunakan lambing dan bilangan. Hasil studi didasarkan pada data empiris yang diperoleh dari lapangan yang sudah ditata dan direncanakan sedemikian rupa.
2. Studi Kualitatif
Adalah studi yang berusaha mendekati dan memecahkan permasalahan yang tidak dapat dipecahkan oleh studi kualitatif.
f) Cara Berfikir Deduktif dan Induktif
1. Cara Berfikir Induktif
Biasanya digunakan untuk studi kuantitatif. Pada saat penelitian kita mengolah dan meneliti data yang khusus dan dan dihasilkan teori yang umum.
2. Cara Berpikir Deduktif
Biasanya digunakan untuk studi kualitatif. Pemikiran ini sebaliknya dari berfikir induktif, karena pemikiran ini dihasilkan dari data-data yang secara umum yang telah diakui kebenarannya dan diolah menjadi teori yang khusus.
C. Format Laporan Hasil Penelitian
Penyusunan laporan harus ditulis menurut tata tulis penulisan ilmiah. Banyak variasi tata tulis penulisan ilmiah, namun secara garis besar sebuah laporan penelitian ilmiah memuat hal-hal berikut.
1. Bagian awal, berisi tentang:
a. Halaman judul: judul ditulis dengan kalimat pernyataan secara ringkas dengan menggunakan bahasa yang baku.
b. Halaman kata pengantar, memuat kalimat singkat yang mengantarkan pembaca untuk menikmati hasil laporan, disertai ucapan terima kasih kepada pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian dan harapan serta kritikan dari pembaca.
c. Halaman daftar isi, memuat judul tiap bab/subbab dan di halaman mana bab/subbab tersebut berada.
d. Halaman daftar tabel; adakalanya laporan penelitian memuat label hasil pengamatan /pengumpulan data. Tabel diberi nomor urut serta judul tabel.
e. Halaman daftar gambar: jika dalam laporan tersebut terdapat gambar perlu diberi nomor urut dan diberi judul gambar.
f. Halaman lampiran, memuat daftar lampiran yang mendukung laporan tersebut. Adapun bukti fisik lampiran diletakkan di halaman bagian akhir.
2. Bagian inti, berisi tentang:
a. Latar belakang masalah: memuat tentang alasan mengapa peneliti memilih topik penelitian tersebut.
b. Tujuan penelitian, memuat tentang tujuan penelitian.
c. Penelaahan kepustakaan, memuat tentang asumsi dasar yang mendukung/berkaitan dengan masalah yang diangkat dalam penelitian tersebut.
d. Hipotesis, berupa dugaan atau kesimpulan sementara yang akan dibuktikan kebenarannya dalam penelitian tersebut. (Bagian ini tidak mutlak ada, karena ada penelitian yang tidak memerlukan hipotesis)
e. Metodologi, mengungkapkan pendekatan dan metode yang dipergunakan dalam penelitian tersebut.
f. Hasil pengumpulan data: memaparkan secara rinci hasil penelitian.
g. Interpretasi hasil pengolahan data: memuat tentang proses pengolahan data dan hasil kesimpulan dari penelitian berdasarkan hasil pengolahan data. Dalam bab ini adakalanya dipaparkan tentang implementasi hasil penelitian dalam kehidupan sehari-hari maupun bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
3. Bagian akhir, berisi tentang:
a. Daftar kepustakaan: memuat daftar referensi atau literatur yang dipergunakan sebagai acuan dalam penelitian tersebut. Penulisan daftar kepustakaan memuat: nama pengarang, tahun penerbitan, judul buku, penerbit, dan kota tempat penerbitan buku referensi tersebut.
b. Lampiran-lampiran: semua bukti fisik lampiran yang mendukung penelitian baik dalam bentuk kelengkapan administrasi (perizinan) maupun lampiran yang dipergunakan dalam penelitian tersebut. Penyajian laporan tersebut dapat berupa:
1. makalah;
2. paper/kertas kerja;
3. gambar-gambar hasil dokumentasi;
4. artikel.
D. Mengkomunikasikan Hasil Studi Antropologi
Dengan memahami hasil studi antroplogi atau pengetahuan tentang suatu individu dan suku bangsa, kita dapat bersikap untuk menghadapi suatu pertemuan dengan orang lain dan berinteraksi secara wajar tanpa takut dan hati-hati menyikapi perbedaan itu.
UJI KOMPETENSI
1. Buatlah format laporan hasil penelitian etnografi !